kasus:
Ciphertext =
B-ANOIFJRANAW
jumlah
karakter Ciphertext = 13
Key (jumlah
baris) = 3
langkah
pertama:
gambarkan
baris/urutan sesuai dengan jumlah karakter dan key-nya!
langkah kedua:
hitung
jumlah karakter pada masing-masing baris!
baris 1 = 4
baris 2 = 6
baris 3 = 3
langkah
ketiga:
Sesuaikan
jumlah karakter pada masing-masing baris dengan karakter pada ciphertext sesuai
urutannya!
sehingga
dapat ditentukan:
baris 1 = B-AN
baris 2 = OIFJRA
baris 3 = NAW
langkah
keempat:
gambarkan
kembali baris yang sudah ditentukan sesuai karakter pada masing-masing baris!
Dari 4
langkah di atas dapat diketahui bahwa decrypt dari Chipertext B-ANOIFJRANAW
adalah BONI-FAJARWAN
Selamat mencoba
:)
Semoga
bermanfaat
You might
also like:
Kriptografi Menggunakan Metode Affine
KriptonologiKriptografi merupakan suatu ilmu seni dengan filosofinya the art of war, dimana waktu itu pernah digunakan untuk mengirim pesan rahasia pada jaman romawi pada era raja Caesar. Tujuannya agar pembajak surat rahasia tidak dapat membaca pesannya secara langsung oleh orang lain jika belum dideskripsikan dengan metode tertentu. Kritografi adalah studi mengenai ilmu dan seni dalam rangka menjaga keamanan data atau informasi yang dikirim dan juga merupakan ilmu untuk bagaimana memecahkan pesan yang terenkripsi (tersamar).
Dalam kriptografi terdapat dua konsep utama yakni enkripsi dan dekripsi. Enkripsi adalah proses dimana informasi/data yang hendak dikirim diubah menjadi bentuk yang hampir tidak dikenali sebagai informasi awalnya dengan menggunakan algoritma tertentu. Dekripsi adalah kebalikan dari enkripsi yaitu mengubah kembali bentuk tersamar tersebut menjadi informasi awal. Ada beberapa contoh macam-macam metode kriptografi untuk membuat pesan rahasia antara lain: Caesar, Affine, Monoalphabetic, Polyalphabetic, Vigenere, Beaufort, Playfair, Transposisi, MD5, DES, RSA, DSA, ElGamal, dan SHA. Metode pertama kriptografi adalah Caesar, yang mana metode mengikuti pola pesan rahasia yang dikirim oleh raja Caesar pada jaman romawi, kini banyak model untuk dapat diterapkan dalam kriptografi, diantaranya adalah affine. Affine sudah cukup baik untuk mengirim pesan rahasia berupa pesan teks rahasia.
Pesan (message) adalah data atau informasi yang dapat dibaca dan dimengerti maknanya. Nama lain untuk pesan adalah plainteks (plaintext) atau teks jelas (cleartext). Maka diperlukan membuat aplikasi pesan rahasia berupa teks menggunakan metode Affine yang merupakan perluasan dari caesar yang mengalihkan plainteks dengan sebuah nilai dan menambahkannya dengan sebuah pergeseran.
Di dalam kriptografi sering ditemukan berbagai istilah atau terminologi, beberapa istilah yang penting untuk diketahui diantaranya adalah (Munir, 2006):
- Pesan (message) adalah data atau informasi yang dapat dibaca atau dimengerti maknanya. Nama lainnya untuk pesan adalah plainteks (plaintext) atau teks jelas (clear text).
- Pengirim (sender) adalah entitas yang melakukan pengiriman pesan kepada entitas lainnya.
- Kunci (cipher) adalah aturan atau fungsi matematika yang digunakan untuk melakukan proses enkripsi dan dekripsi pada plaintext dan ciphertext.
- Enkripsi adalah mekanisme yang dilakukan untuk merubah plaintext menjadi ciphertext.
- Dekripsi adalah mekanisme yang dilakukan untuk merubah ciphertext menjadi plaintext.
- Penerima (recipient) adalah entitas yang menerima pesan dari pengirim/entitas yang berhak atas pesan yang dikirim.

Gambar
1. Proses Enskripsi Teks
Gambar 1. memperlihatkan contoh dua buah plainteks serta
cipherteks berkoresponden. Yang mana suatu proses pesan yang dikembalikan,
cipherteks dapat ditransformasikan kembali ke plainteks semula, (Munir, 2006). Kriptografi itu sendiri terdiri dari
dua proses utama yakni proses enkripsi dan proses dekripsi. Seperti yang telah
dijelaskan di atas, proses enkripsi mengubah plaintext menjadi
ciphertext (dengan menggunakan
kunci tertentu) sehingga isi informasi pada pesan tersebut sukar dimengerti.
Adapun gambar diagram proses plainteks ke enkripsi dan cipterteks ke deskipsi
dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Diagram proses enkripsi dan
dekripsi
Peranan kunci
sangatlah penting dalam proses enkripsi dan dekripsi (disamping pula algoritma
yang digunakan) sehingga kerahasiaannya sangatlah penting, apabila kerahasiaannya terbongkar, maka isi dari pesan dapat
diketahui. Secara matematis, proses enkripsi merupakan pengoperasian
fungsi E (enkripsi) menggunakan e (kunci
enkripsi) pada M (plaintext) sehingga
dihasilkan C (ciphertext), notasinya :
Ee(M) – C (1)
Sedangkan untuk proses dekripsi, merupakan pengoperasian
fungsi D (desciption) menggunakan d (kunci
dekripsi) pada C (ciphertext) sehingga
dihasilkan M (plaintext), notasinya :
Dd(C)
= M (2)
Sehingga dari dua hubungan
diatas berlaku :
Dd(Ee(M)) = M (3)
Affine Cipher
Affine cipher pada metode affine adalah perluasan dari metode
Caesar Cipher, yang mengalihkan
plainteks dengan sebuah nilai dan menambahkannya dengan sebuah pergeseran P menghasilkan cipherteks C dinyatakan dengan fungsi
kongruen:
C ≡ m P + b (mod n) (4)
Yang mana n adalah ukuran
alphabet, m adalah bilangan bulat yang harus
relatif prima dengan n (jika tidak
relatif prima, maka dekripsi tidak bisa dilakukan) dan b adalah jumlah
pergeseran (Caesar cipher adalah khusus dari affine cipher dengan m=1). Untuk melakukan deskripsi,
persamaan (4) herus dipecahkan untuk memperoleh P.
Solusi kekongruenan tersebut hanya ada jika inver m (mod n), dinyatakan dengan m -1. Jika m
-1 ada maka dekripsi dilakukan dengan persamaan sebagai
berikut:
P ≡ m -1 (C – b ) (mod n) (5)
Gambaran Umum Sistem
Hasil penelitian yang didapatkan adalah dapat diterapkan ilmu
kriptografi dengan metode Affine untuk
menghasilkan pesan teks rahasia. Teks asli dapat di ubah menjadi teks yang
disamarkan dengan suatu metode Affine, dan teks
yang telah di enksripsi dapat dikembalikan kembali menjadi teks asli
(plainteks).
Tabel
1. Penginisialan Alfabet Huruf A-Z menjadi Angka 0 – 26
Huruf
|
A
|
B
|
C
|
…
|
…
|
X
|
Y
|
Z
|
Angka
|
0
|
1
|
2
|
…
|
…
|
23
|
24
|
25
|
Pengujian Plainteks
Pengujian data plainteks digunakan agar teks asli dapat di
enskripsi menjadi cipherteks. Contoh data plainteks untuk pengujian pertama
dibutuhkan adalah sebagai berikut:
Tabel
2. Teks Inputan Plainteks
D
|
A
|
N
|
I
|
D
|
I
|
T
|
A
|
3
|
0
|
13
|
8
|
3
|
8
|
19
|
0
|
Plainteks:
D A N I D I T A
Ekivalen:
3 0 13 8 3 8 19 0
N = 26
K = Relatif Prima (1,3,5,7,9,11,15,17,19,21,23,25)
Kunci pertama = 5
Kunci kedua = 7
Gambar
3. Proses Enskripsi
affine cipher dengan mengambil m = 5 (karena 5
relatif prima dengan 26) dan b= 7. Karena alphabet yang digunakan 26 huruf,
maka n = 26. Enkripsi plainteks dihitung dengan kekongruenan:
C≡5P + 7 (mod 26) (6)
Perhitungannya adalah sebagai berikut:
P1=
3 –> c1 ≡ 5.3 + 7 ≡ 22 (mod 26) ≡ 22 = W
P2=
0 –> c2 ≡ 5.0 + 7 ≡ 7 (mod 26) ≡ 7 = H
P3=
13 –> c3 ≡ 5.13 + 7 ≡ 72 (mod 26) ≡ 20 = U
P4=
8 –> c4 ≡ 5.8 + 7 ≡ 47 (mod 26) ≡ 21 = V
P5=
3 –> c5 ≡ 5.3 + 7 ≡ 22 (mod 26) ≡ 22 = W
P6=
8 –> c6 ≡ 5.8 + 7 ≡ 47 (mod 26) ≡ 21 = V
P7=
19 –> c7 ≡ 5.19 + 7 ≡ 102 (mod 26) ≡ 24 = Y
P8=
0 –> c8 ≡ 5.0 + 7 ≡ 7 (mod 26) ≡ 7 = H
Maka menghasilkan Cipherteks sebagai berikut : W H U V W V Y
H
Pengujian Cipherteks
Pengujian data cipherteks digunakan teks yang telah di
enskripsi dapat dideskripsikan kembali menjadi plainteks. Contoh data
cipherteks yang telah di enskripsi untuk pengujian sebelumnya adalah, sebagai
berikut:
Tabel
2. Teks Inputan Plainteks
W
|
H
|
U
|
V
|
W
|
V
|
Y
|
H
|
22
|
7
|
20
|
21
|
22
|
21
|
24
|
7
|
Cipherteks:
W H
U V W V Y H
Ekivalen:
22
7 20 21 22 21 24 7
N = 26
K
= Relatif Prima (1,3,5,7,9,11,15,17,19,21,23,25)
Kunci
pertama = 5
Kunci
kedua = 7
Gambar 4. Proses Deskripsi
Untuk mengembalikan teks yang telah dienskripsi menjadi pesan
rahasia dapat dilakukan pendekripsian, pertama-tama dapat dihitung 5-1
(mod 26), yang dapat dihitung dengan memecahkan kekongruenan lanjar.
5x ≡ 1 (mod 26) (7)
Untuk deskripsi dengan hasil 1 maka solusinya adalah x =21
(mod 26) dikarenakan 5.21 = 105 mod 26 menghasilkan = 1.
P ≡ 21 (C – 7) (mod 26) (8)
P1=22 –> c1
≡ 21.(22 – 7) ≡ 315(mod 26) ≡ 3 = D
P2=
7 –> c2 ≡ 21.(7 – 7) ≡ 0 (mod 26) ≡ 0 = A
P3=20 –>
c3 ≡ 21.(20 – 7) ≡ 273(mod 26)≡ 13 = N
P4=21 –> c4
≡ 21.(21 – 7) ≡ 294(mod 26) ≡ 8 = I
P5=22–> c5
≡ 21.(22 – 7) ≡ 315(mod 26)≡ 3 = D
P6=21–> c6
≡ 21.(21 – 7) ≡ 294 (mod 26) ≡ 8 = I
P7=24–> c7 ≡ 21.(24 – 7) ≡357(mod 26) ≡ 19 =
T
P8=7–> c8 ≡ 21.(7 – 7) ≡ 0 (mod 26) ≡ 0 = A
Maka
menghasilkan Plainteks sebagai berikut : D A N I D I T A
Semoga bermanfaat…Silahkan email untuk
mendapatkan contoh program ke danifn[at]mail.ugm.ac.id